Kamis, 30 April 2015

✿ Kepada Siapa Bersedakah itu yang terbaik? Dan dengan apa Sedekah yang Terbaik itu?


Ada tingkatan keutamaan kepada siapa sedekah kita akan diberikan. Sedekah itu ada beberapa tingkatan yang berhak menerima sedekah :
1). Kepada kedua orangtua.
2). Kepada Mertua.
3). Kepada Isteri dan Anak-anak.
4). Kepada kerabat, seperti saudara kandung, paman dan bibi (baik dari pihak bapak kita atau dari pihak ibu kita ), keponakan, dan ipar.
5). Anak-anak yatim. (Lihat disekitar kita, bila tidak ada lihat di kampung sebelah).
6). Orang-orang miskin. Masakin/dhuafa/dll (Lihat disekitar kita, bila tidak ada lihat di kampung sebelah).
7). Orang-orang yang kehabisan ongkos dijalan (musafir).
8). Teman seperjalanan. Yang sedang bejihad, atau seperjalanan dalam melakukan perjalanan.
9). Tetangga dekat , prioritaskan Ustad/Guru Ngaji , Masjid,  Masakin/dhuafa.
10). Tetangga jauh, dan Orang-orang yang bekerja dengan kita (pembantu, supir, dan lain-lain).

Lihat Penjelasan Al-Qur'an Surat Annisa' Ayat 36 dan 37 :
“Adapun bila seseorang bersedekah kepada Ibu Bapaknya, maka tidak terhitung besar pahalanya yang akan diperoleh orang itu dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala kelak di akherat.
Sementara di dunia orang tersebut akan mendapatkan barokah dan rahmat Allah serta rezeki yang berlimpah sebagai bonus dari-Nya.“

Kemudian, jika sedekah diberikan kepada Isteri, anak dan kerabat, maka Nabi SAW dalam sabdanya pernah menjanjikan pahala dua kali lipat dibandingkan jika kita bersedekah kepada fakir miskin. Padahal menurut Al Qur'an surat Al-Baqarah ayat 261 pahala bersedekah kepada fakir miskin saja akan diganjari paling sedikit 700 kali lipat ganda dari jumlah yang disedekahkan. Ini berarti sedekah kepada anak, isteri dan kerabat diganjari Allah paling sedikitnya 1400 kali lipat.

Adapun dalam Islam, para isteri yang bekerja dan mempunyai gaji, atau isteri yang memiliki harta yang banyak, tidaklah wajib memberi nafkah kepada suaminya. Dan suaminyapun tidak berhak meminta uang isterinya itu. Namun, jika sang isteri berkenan dan rela memberikan uangnya untuk membantu nafkah yang merupakan kewajiban suaminya itu, maka sang isteri di sisi Allah akan mendapatkan pahala 1400 kali lipat.( Hadits shohih, mengenai isteri Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu yang meminta fatwa kepada Nabi tentang bantuan yang telah diberikannya kepada suaminya Ibnu Mas'ud yang miskin).

Kedudukan orang tua atas anaknya sangat istimewa dalam Islam. Dikisahkan oleh Nabi kita, jika seorang anak yang telah menikah, datang ke rumah orangtuanya, dan dia mendapati di rumah itu ada makanan, maka anak itu tidak halal memakan makanan tersebut tanpa izin orangtuanya. Sebaliknya, jika satu orangtua datang ke rumah anaknya, dan orangtua itu mendapati ada makanan di rumah itu, maka orangtua itu berhak memakan makanan tersebut tanpa minta izin kepada anaknya itu. Semoga kita termasuk dalam golongan orang yang suka bersedekah membantu semua orang.

Bagaimanapun dalam hadits yang hasan shohih Rasuullullah SAW menjanjikan sedekah yang mana seseorang menanam pohon, kemudian buah-buah dari pohon itu dimakan burung, maka sang penanam pohon pun akan mendapat ganjaran pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Nabi bersabda : " Orang pemurah itu dekat kepada Allah, dekat kepada Malaikat, dekat kepada manusia, dekat kepada surga dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang pelit, alias bakhil, jauh dari Allah, jauh dari Malaikat, jauh dari manusia, jauh dari surga, dan dekat dengan neraka...!


"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnyaAllah mengetahuinya" (QS. Ali ‘Imran [3]: 92)
Menafsirkan ayat di atas, berkata Hasan Basri : "Sesungguhnya kalian tidak akan bisa meraih apa yang kalian inginkan kecuali kalau kalian mampu meninggalkan sesuatu yang menyenangkan, dan kalian tidak akan mendapatkan apa yang kalian cita-citakan kecuali dengan bersabar dengan sesuatu yang kalian tidak senangi" (Al Qurtubi, Al Jami'li Ahkam Al Qur'an, Beirut, Dar Al Kutub Ilmiyah, 1417H-1996M)

Dalam hadits yang lain Nabi bersabda :
"Manusia yang terbaik adalah orang yang paling banyak memberi manfa'at kepada orang lain" (H.R. Tabrani, hasan).

Kisah bersedekah :
Dalam sebuah kisah di jaman Nabi  tentang kedermawanan Zaid bin Haritsah. Suatu hari Zaid menemui Rasulullah dengan mengendarai kuda perangnya yang bernama "Sabal". Semua orang tahu, kuda ini adalah harta yang paling dicintai Zaid. Kepada Nabi Muhammad SAW, Zaid berkata : "Wahai Rasulullah, sedekahkanlah kuda ini." Tapi secara tidak disangka, Rasulullah SAW memberikan kuda sedekah tersebut kepada putera Zaid sendiri yaitu Usmah bin Zaid. Melihat hal tersebut, Zaid menegaskan : "Wahai Rasulullah, maksud saya, agar kuda tersebut disedekahkan." "Ya," jawab Nabi. "Sedekahmu telah diterima Allah SWT." (Ibnu Arabi: AhkamAl Qur'an:1/368)

Dalam Contoh lain Abdullah bin Umar sangat tertarik pada hamba sahaya asal Romawi bernama Marjanah. Tapi setelah memerdekakannya ia mempersilahkan wanita cantik itu menikah dengan pria lain pilihannya. Berkata Abdullah bin Umar : "Ketika saya teringat ayat ini (QS. Ali ‘Imran [3] : 92), saya berpikir tentang harta yang paling saya cintai dan ternyata saya dapatkan bahwa tidak ada yang paling saya cintai dari seorang budak wanita Romawai. Maka, kemudian segera saya bebaskan dia demi mencari ridha Allah. Sungguh, seandainya aku menjilat ludah sendiri, tentu budak tersebut akan aku nikahi". (Ibnu Katsir : TafsirAl Qur'an Al Adhim : 1/506).

Jadi sedekah yang paling utama adalah menginfaqkan harta yang paling dicintainya di jalan Allah, sebagaimana diteladankan oleh para sahabat.
Berkata seorang ulama tabi'in bernama Atho : "Kalian tidak akan mendapatkan kemulian Islam dan taqwa sehingga kalian bersedekah dalam keadaan sehat, ingin hidup secara baik, dan takut miskin" (Qurtubi : Al Jami'li Akam Al Qur'an: 4/133).

Dan ada sebuah kisah tentang konseling dari Ustad Yusuf Mansur Rahimuullah, ada seorang wanita yang datang kepada beliau di pertengahan 2006 silam, wanita itu bertanya kepada Ustad Yusuf Mansur, “Ya Ustad bagaimana yah saya ingin cepat2 punya anak, apa do’anya“ lalu sang ustad bertanya sudah berapa lama situ menikah? kata wanita itu saya sudah tiga tahun menikah, ustad” yah ntu mah baru belum lama di rajinin aja dah begitu sang ustad menjawab simple, kemuadian wanita tersebut balik menjawab, tapi bagi saya sudah sangat terasa lama sekali, khawatir suami saya tidak sabar mungkin seperti itu, “baik jawab sang Ustad, situ punya uang berapa? (Maksudnya Untuk disedekahkan) “Ada Ustad di tabungan sekitar 20 jt” berapa situ mau sedekahkan kata Ustad Spontan. Lalu wanita itu menjawab 5 jt Ustad. Ustad bilang sambil mendehemm hmm, kurang menarik !! Lalu berapa ustad tanyanya lagi, 10 jt bagaimana?. Ustad masih diam, tidak banyak berkata-kata, kurang menarik, itu saja  jawabnya. bagaimana kalau uang 20 jt tersebut saya sedekahkan semuanya. Nah itu baru menarik, karena sedekahlah dengan yang terbaik. 3 bulan kemudian, dengan kun fayakunnya Allah SWT Alhamdulillah hamil. Wallahu A'lam Bishshawab.

Sedikit sekali orang-orang yang berani seperti apa yang di lakukan para Sahabat di zaman Nabi?. Bagaimana sahabat semua? Sudah bersedekah hari ini? Dengan yang terbaik, terutama bagi yang punya Hajat/keinginan :
1.      Ingin cepat menikah.
2.      Ingin cepat punya anak.
3.      Ingin sembuh dari penyakit yang tidak pernah sembuh.
4.      Cepat lunas hutang?
Begitu banyak keinginan kita, maka jawabannya adalah sudahkah dengan bersedekah kepada siapa sepatutnya kita bersedekah dan dengan yang terbaik, mungkin contoh 2 diatas adalah sebagian kecil keajaiban Allah SWT, masih banyak contoh2 lain yang mengisahkan seperti simsalabim. Merubah bersama Allah SWT tidak ada sesuatu yang tidak mungkin bagiNya, Allah Maha Segala galanNya..

Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini…
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin.


 
;