Selama hidup, banyak hal yang tanpa kita
sadari sering kali tercetus menunjukkan bahwa kita adalah makhluk yang kurang
bersyukur. Menurut kisah yang dipaparkan oleh salah seorang sahabat Vemale
berikut ini, semoga membuat kita bersyukur dan mengingatkan kita pada satu hal,
bahwa Tuhan itu Maha adil.
Saat itu hari libur, aku dan suamiku tengah
berlibur di salah satu kota padat penduduk yang ada di Jawa Tengah. Seperti
saat-saat liburan sebelumnya, aku selalu menyempatkan diri untuk berbelanja
oleh-oleh, membelikan pesanan keluarga dan kerabat dekat. Oleh-oleh yang
kubelikan juga bermacam-macam. Biasanya, aku membelikan seorang di antaranya
dengan tiga sampai empat macam oleh-oleh yang berbeda.
Hari itu hari Sabtu, aku tengah berbelanja di
salah satu pasar yang sangat terkenal di kota itu. Tanganku mencengkeram
beberapa kantong plastik yang membuat langkahku sedikit berat. Maklum, aku
habis memborong banyak barang-barang murah. Sayang, kan kalau aku tidak
memanfaatkan kesempatan berbelanja barang-barang yang murah meriah di tempat
seperti ini.
Tepat di saat aku menghentikan langkah di
depan sebuah pertokoan yang belum dibuka oleh pemiliknya, seraya menunggu
suamiku yang tengah berada di salah satu toko yang tak jauh dariku, aku melihat
seorang pengemis tengah menengadahkan tangannya ke arahku, meminta belas
kasihan. Saat itu juga aku mengeluarkan selembar uang seribuan dan memberikan
padanya langsung.
Bukannya berucap terima kasih, pengemis itu
justru mengatakan bahwa uang yang kuberikan itu kurang. Ia juga mengatakan
bahwa sedari dua hari kemarin ia dan anak yang ia gendong belum makan.
Pikiranku saat itu adalah meninggalkannya. Bukankah memang sebenarnya pengemis
itu hanya modus? Dengan muka sebal, aku kembali mengangkat kantung-kantung
belanjaan dan berjalan menjauhinya.
Berjalan bersisian dengan suamiku, aku
menceritakan kejadian tadi padanya. Saat itu suamiku berujar bahwa kenapa aku
tidak memberi sedikit lebih banyak uang untuk disedekahkan. Suamiku juga bilang
bahwa meski kebanyakan pengemis adalah modus tapi itu adalah urusan pengemis
itu sendiri dengan Tuhan. Sedangkan kewajiban kita adalah bersedekah,
menyisihkan sedikit harta dari usaha kita.
Barangkali benar apa yang diucapkan oleh
suamiku, pemandangan yang kualami barusan adalah pemandangan yang biasa bagi
orang-orang yang tak peduli pada sesama. Tapi, aku masih punya hati nurani,
tidak sepantasnya melakukan hal seperti itu. Bukankah bersedekah adalah cara
Tuhan mengingatkan kita agar kita senantiasa bersyukur? Aku yang menggenggam
kantung-kantung belanja dengan pengemis tua yang belum makan dua hari itu.
Astaghfirullah, ironis sekali.
Cepat-cepat aku berjalan, memutar arah dan
kembali menghampiri pengemis tua itu. Kuulurkan selembar uang seratus ribuan,
kuserahkan seraya berucap terima kasih. Terima kasih karena telah
mengingatkanku pada satu kata yang bernama syukur.
Ada kalanya kita harus menyadari bahwa
memberi sesuatu berapapun nominal dan besarnya pada seorang yang nasibnya jauh
di bawah kita tidak akan membuat kita jatuh miskin saat itu juga. Karena
bukankah Tuhan telah berjanji bahwa Ia akan mencukupi hidup orang-orang yang
bersedekah? Semoga kisah tersebut memberikan pelajaran bagi kita semua.
Sumber : vemale.com
※ Ya Allah... semoga yang membaca
artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin
¤ Salam sayang buat isteri & anak tercinta :
“Siti Nurjanah & Rachmad Hidayatullah”