Sepasang
suami istri sesenggukan di hadapan saya, tepat dibibir loket kasir Rumah Sakit
Bhakti Yudha. Saya yang tengah menanti penghitungan obat untuk kedua anak
kembar yang kala itu berusia dua tahun, hanya terpana melihat bagaimana dua
sosok itu lunglai dibawah tatapan nanar dari petugas kasir.
Kisah
nyata ini terjadi di Jawa Tengah. Hari itu, seorang lelaki tengah mengengkol vespanya.
Tapi tak kunjung bunyi. “Jangan-jangan bensinnya habis,” pikirnya. Ia pun
kemudian memiringkan vespanya. Alhamdulillah vespa itu bisa distarter.
“Bensin
hampir habis. Langsung ke pengajian atau beli bensin dulu ya? Kalau beli bensin
kudu muter ke belakang, padahal pengajiannya di depan sana,” demikian kira-kira
kata hati lelaki itu. Ke mana arah vespanya? Ia arahkan ke pengajian. “Habis
ngaji baru beli bensin.”
Kisah
ini menceritakan tentang sedekah dua lembar uang lima ribuan yang dilakukan
oleh seseorang dengan tulus pada saat dia sendiri sedang dalam kondisi sangat
membutuhkan uang itu. Kisah yang terjadi pada masa yang namanya krisis moneter,
dan dia baru saja terkena dampak krisis itu. Masa setelah lengesernya Presiden
Suharto. Dimana pada saat itu perekonomian baru saja terpuruk. Pengangguran dan
PHK sedang begitu gencarnya, kejahatan sedang merajalela.
Meski
bukan keturunan Minang, Arab ataupun Cina, Ibu Sumarti (48 th) adalah satu dari
sekian pengusaha yang mewarisi semangat mereka. Istri dari Pak Samsul (54 th)
ini telah banyak makan garam soal perdagangan. Sejak SD dirinya sudah terbiasa
membantu melayani pembeli di kios kelontong milik orang tuanya tepatnya di
Pasar Induk Wanadadi Banjarnegara. Ajaran melayani pelanggan sebaik-baiknya,
jujur dan murah senyum telah ia terima sejak itu.
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim
... Di Bontang, Kalimantan Timur ada sebuah perusahaan kaya raya dengan
fasilitas yang luar biasa bagi karyawannya. Penghasilan para pegawainya
berlipat-lipat dibanding dengan perusahaan swasta maupun nasional lainnya.
Tunjangan berupa rumah, mobil, pendidikan anak bahkan makan pun diberikan.
Beberapa kali saya berkunjung ke sana maka saya
hanya berkomentar, "Betapa beruntungnya mereka yang tinggal dan bekerja di
tempat ini!" Mereka hidup di sebuah komplek yang terisolir dari dunia
Bontang. Pagar-pagar mereka kokoh berdiri dan lengkap dengan petugas keamanan
yang membuat komplek perumahan itu terisolir dari dunia luar.
Kisah yang mengharukan dan memotivasi ini hadir dari seorang
wanita yang setelah bersedekah langsung dilamar 3 orang pria sekaligus.
Alkisah, wanita ini sudah berumur 30 tahun dan pencapaian karirnya dibilang
luar biasa sukses. Masalah wajah dan juga penampilan pun ia sangat cantik.
Namun, sampai saat itu ia tak kunjung menemukan pendamping hidup. Ini bisa jadi
karena para lelaki tersebut merasa minder karena ia begitu sempurna.
Kisah di bawah ini adalah kisah yang
didapat dari milis alumni seorang mahasiswi di Jerman, atau warga Indonesia yg
bermukim atau pernah bermukim di sana . Demikian layak untuk dibaca beberapa
menit, dan direnungkan seumur hidup.
Bersedekah
itu bisa menjadi penolak bala. Sudah banyak kisah keajaiban sedekah yang
membawa seseorang pada kebaikan dan keselamatan, bukan pada kemiskinan. Pernah
tidak Anda memilih untuk tidak memberi uang sedekah pada pengemis karena
menganggap bahwa banyak pengemis itu berpura-pura miskin? Ironis memang tapi
hal ini cukup banyak di lingkungan masyarakat kita saat ini. Seperti kisah yang
satu ini.
Langganan:
Postingan (Atom)
✿ Label Postingan :
★ Anak Yatim
★ Ayat Al Qur'an
★ Bersyukur
★ Dilamar 3 Pria
★ Hadis Tentang Sedekah
★ Ingin Punya Anak
★ Janda
★ Kepada Siapa Kita Sedekah
★ Kisah Qurban Bu Sumi
★ Kisah Sedekah
★ Kisah Sedekah Mbah Asrori
★ Kisah-kisah Sedekah
★ Makna Sedekah
★ Santuni Anak Yatim
★ Sedekah
★ Sedekah 1 Juta
★ Sedekah Yang Benar
★ Tawaran Pekerjaan
★ Tiga Orang Miskin
★ Wanita Kaya