Bersedekah
itu bisa menjadi penolak bala. Sudah banyak kisah keajaiban sedekah yang
membawa seseorang pada kebaikan dan keselamatan, bukan pada kemiskinan. Pernah
tidak Anda memilih untuk tidak memberi uang sedekah pada pengemis karena
menganggap bahwa banyak pengemis itu berpura-pura miskin? Ironis memang tapi
hal ini cukup banyak di lingkungan masyarakat kita saat ini. Seperti kisah yang
satu ini.
Ada
seorang wanita kaya yang sedang menikmati pemandangan di taman. Tak berapa
lama, seorang anak yang lusuh duduk di sebelahnya. Ia tidak bicara dan tidak
pula melihatnya. Hanya saja bocah itu memegangi perutnya, sepertinya ia
kelaparan. Wanita itu meliriknya dengan risih, setelah beberapa lama ia
meninggalkannya.
Sambil
berjalan ia membatin, "Anak jaman sekarang sudah diajari mengemis dan
mengiba-iba. Aku tidak akan membiarkan sedekahku dimakan orang yang tak
seharusnya."
Wanita
itu lalu duduk di dekat air mancur. Ia merasa tenang dengan suara gemericik
air. Namun ternyata ada seorang wanita tua lusuh yang duduk di atas triplek
ber-roda seadanya. Suara rodanya cukup nyaring dan menarik perhatian wanita
kaya itu.
Si
wanita lusuh ini kakinya diperban dan berdarah-darah, tampaknya terluka dan
lumpuh. Melihatnya, wanita ini pun tak tega. "Sudah tua dan terluka masih mencari
uang. Betapa malangnya" lalu wanita ini mengeluarkan selembar uang dan
memberikannya pada wanita lusuh itu. "Ini, Bu. Buat makan dan
berobat," ujarnya. Wanita tua itu mengangguk tanda terima kasih dan
pergi.
Melihat
ibu tua itu pergi dan ia baru saja membantunya, hati wanita ini menjadi damai.
Tak berapa lama ia melihat ada anjing yang lepas dari pemiliknya dan lari
sambil menyalak menuju wanita tua itu. Hendak memperingatkan pengemis tua
tersebut, sang wanita dikejutkan dengan apa yang dilihatnya.
"Guk...Guk...!!" suara anjing itu menyalak keras. Dan ternyata,
pengemis tua tadi lari terbirit-birit dengan membawa papan tripleknya.
"Lho, ternyata dia tidak lumpuh?" wanita ini terkejut dan merasa
dibodohi.
Ia
pun berjalan dengan sedikit kesal keluar taman. "Dasar pengemis jaman
sekarang juga sukanya menipu!" gumamnya karena jengkel. Di depan gang
taman, wanita tersebut bertemu dengan seorang pria tua yang kesulitan
menyeberang. Ia tampak bersih dan bertopang pada sebuah
tongkat. "Tolong saya, Nak. Susah menyeberang," ujarnya. Wanita
ini pun menjadi luluh dan iba, teringat akan ayahnya yang juga sudah tua. Maka
ia membantu orang tersebut menyeberang. Saat sudah sampai tengah jalan, kakek
itu berkata, "Sudah, Nak. Jalan sebelah sini sepi. Saya bisa
sendiri."
Wanita
itu pun mengiyakan sambil berpesan agar kakek itu hati-hati. Tetapi, kekagetan
kedua terjadi. Saat sampai kembali di sisi jalan, wanita itu melihat ada truk
berkecepatan tinggi hampir menyambar sang kakek. "Awas, Keeek.." Truk
itu sudah membunyikan klakson. Tapi di luar dugaan, kakek ini malah terkejut
dengan klakson super nyaring itu. Tongkat, sandal dan tas yang ia bawa
berhamburan sementara ia melarikan diri. Lagi-lagi, wanita ini kena tipu.
Ketidakberuntungan
yang bertubi-tubi membuat wanita ini sebal pada dirinya sendiri. Ia pun
mendengus dan memasang wajah murung di taman. Ia ingin minta dijemput saja oleh
sopirnya. Tapi saat mencari dompet dan HP nya, wanita ini tak bisa
menemukannya.
"Di
mana dompet dan HPku?" wanita ini mulai panik. Ia merogoh seluruh isi tas,
tapi tak menemukannya di mana-mana. Ia pun memasang wajah bingung dan kembali
memeriksa tasnya.
Tiba-tiba,
sebuah tangan kecil menepuk-nepuk bahunya. Saat wanita itu menoleh, kedua
tangan kecil itu memberinya ponsel dan dompet yang ia cari. Wanita itu melongo,
ia adalah anak yang duduk bersamanya tadi di bangku yang lain. Wajahnya masih
lusuh tapi sudah lebih tersenyum.
"Hati-hati,
Bu. Di sini banyak copet. Bapak yang menyeberang tadi diam-diam mengambil
dompet ibu saat ibu tidak sadar," ujarnya polos. Wanita itu menerima
dompetnya dengan masih melongo tapi tak bisa berkata apa-apa. Ia mulai
berkaca-kaca dan memeluk anak itu. "Maaf ya, Nak.." ujarnya. Tak lama
ia membelikan anak itu makan dan minuman.
Rupanya
anak kecil itu bukan pengemis. Ia memang menjadi pemulung dan belum makan sejak
pagi. Ia duduk di sana karena lelah dan ingin beristirahat. Tapi, wanita ini
malah berprasangka buruk padanya.
Kalau
kita ingin bersedekah pada orang lain, lakukanlah dengan tulus dan ikhlas. Tak
perlu curiga siapa yang kita bantu. Tak perlu memperhitungkan untuk apa uang
itu nantinya, biarlah menjadi urusan antara orang tersebut dengan Tuhan. Hati
kecil kita pasti tahu saat kita memang ingin tulus membantu mereka yang
membutuhkan. Semoga kisah ini bisa menginspirasi kita semua.
※
Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini…
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin
ya Rabbal'alamin.